Kamis, 26 Januari 2017

Hadiah dari Tuhan

Begitu banyak ujian sebelum aku dipertemukan denganNya dan nya. Mulai dari ditinggal Bapak pergi untuk selamanya, guncangan hidup yang kesekian, diremehkan, menerima kalimat yang gak enak didengar, sindiran, hingga pengalaman tersesat di Madinah, di khianati, di lamar orang beristri, dilamar kakek supir bus, sampai kehilangan uang selembar yang tinggal satu-satunya uag besar. Lisan pun tak lepas dari meminta ampun, meminta maafh, meminta keihlasan hati, meminta Allah menjagaku dari sifat meminta-minta pada manusia. Allah yang mengambilnya, Allah yang memberi ujian, Allah juga pasti punya cara menjaga dan melindungiku. Allah menguji rasa percayaku padaNya. Ia menguji kepasrahanku, Ia menguji apa yang selama ini aku coba tunjukkan.

Dan masyaAllah, betapa Ia Maha hebat dengan segala keindahan skenarionya. Ialah Sutradara sejati. Ialah Sang Master Piece Ter Agung. 

Tiba2 hidupku dibalikkan dari yg tidak ada menjadi ada, setiap Ibu yang kutemui entah dia Pakistan, India, Cina, Arabic, bahkan mbah-mbah yaang entah dari mana, selalu saja mengelilingiku. Ada yang meletakkan tangannya di kepalaku... mereka meletakkannya dipipiku atau dipunggung tanganku, seakan-akan  mereka merestuiku. Umumnya mengucap "Barakallah, masyaallah, Alhamdulillah". Di Masjidil Haram Ada saja yang memberikan makanan kearahku, entah itu apel, yogurt, roti, parata, ayam bakar bahkan nasi kotak. Alhamdulillah kakak-kakakku seperjalanan juga memperhatikanku.

Kemudian Allah mempertemukan aku dengan pemuda ini lewat perantara payung yang lupa kututup dan dengan santainya aku masuk kedalam sebuah Toko Oleh-oleh terlengkap. Dan Dari arah depan seorang pemuda ganteng menegurku dengan suara keras, sepertinya ia marah, tapi bodo amat, aku gak ngerti dia berkata apa. dia marah dalam bahasa arab. 
Tetapi aku menanggapinya dengan wajah tanpa dosa. "Be calm bro, taken easy"

kemudian ia pun diam dan memperhatikanku menutup payung degan santainya.

berbekal bahasa nginggris coboy dan kursus bahasa arab kilat seputar harga, belanja dan nawar, akhirnya hampir tiap hari aku jadi guide ketoko ini. Ada saja jamaah satu grup yang minta ditemani sekedar beli satu barang atau oleh-oleh buat keluarga. suatu hari bahkan secara tidak langsung aku sudah menjadi sales ketika rombongan mbah-mbah, yang hanya mengerti bahasa jawa dan indonesia, kemudian menjadikan aku cucu angkat seketika. Akupun dengan sabar menjelaskan apa yang mereka tanyakan, mereka berebut mengajukan pertanyaan; barang ini untuk apa? oleh-oleh yang cocok buat ulang tahun cucu apa? Bagaimana menggunakan alat ini? Hingga mengambilkan mereka keranjang. Entah kenapa rasa kasihan selalu menghinggapi aku setiap bertemu orang-orang tua yang mulai renta, membayangkan mereka adalah kakek-nenekku sendiri, membuatku selalu menyayangi mereka.

Entah apa yang dipikirkan si Pemuda itu, setiap hari aku seliweran keluar masuk tokonya yang berwarna peach, hingga tanpa terasa kami sudah bersahabat. Setiap aku datang membawa pelanggan dia juga akan mendampingi dan mengajak bicara dg bahasa inggrisnya yg terbata-bata. Ada saja yg ingin ditanyakannya padaku, hingga akhirnya ia meminta no. Telponku, nothing spesial, just friend. Never think another subject. Coz i know who i am.

Hingga suatu hari ketika aku lagi sesenggukan di halaman masjidil haram. Mendengar kabar salah satu sahabat yang kusayangi berpulang ke Rahmatullah. Sebelum berangkat ke tanah suci ia yang kuanggap abang sendiri memberikan pesan terakhirnya spesial untukku. Tak pernah kudengar ia sebijak itu dan suara yang penuh diliputi kasih sayang sebagai seorang saudara, abang atau bahkan seorang bapak. 


kenapa hanya duduk dihalaman?bukankah masjidil Haram ini begitu luas untuk tubuh semungil ini. karena aku merasa kotor untuk memasuki dan menginjakkan kakiku di Rumah Allah. Karena saat itu sedang datang bulan.

Aku hanya memandang penuh kekaguman tiada hari tanpa terpesona oleh Aura dan keajaiban yang ditebarkan oleh Masjid paling Agung ini, dimana pahala sholat jika berjamaah disini dilipat gandakan hingga seratus ribu dan aku telah membuang2 kesempatan terbaik mengumpulkan point menuju Jannah.  Terjawab sudah kenapa semua ummat islam selalu ingin kembali dan kembali lagi kesini. Tak pernah kurasakan rasa Damai sedamai ini, seindah ini, rasa haru yang terus memuncak, menghasilkan rasa bahagia dan hati yang terjaga.  Menyaksikan keagungan Tuhan dengan segala ciptaannya. Manusia dari seluruh penjuru dunia berkumpul tanpa melihat perbedaan status, warna kulit, bangsa dan islam golongan apa, semua yang berkumpul disini pasti orang Kaya, jika ia tak kaya harta, ia pasti kaya hati.

Beep beep beep beep ... tiba-tiba SMS berbunyi.
Oh, dari pemuda itu kataku dalam hati. Tadinya aku mengira ia hanyalah karyawan toko tersebut. Belakangan baru tahu jika ia adalah putra pemilik toko. Mengapa ia lebih rajin ketimbang karyawan toko yang lainnya? Ia yang selalu tergopoh-gopoh dan dengan langkah cepatnya. Baiklah, apa isi sms nya? Akupun mulai membuka pesan tersebut, masyaallah ... apa ini yang ia kirim? 

Aah.. dia pasti salah tulis, this is imposible atau dia salah kirim sms, mencoba untuk tidak GR dengan sesuatu kemustahilan menurut otakku yang dungu.

To be Continue ...
(Ini contoh kecil isi buku yang akan saya tulis nantinya, berdasarkan kejadian nyata, setiap bab akan bercerita tentang pengalaman ajaib di tiga Kota ini, Jeddah, Madinah, Makkah, dan pengalaman sprituil lainnya yang akan saya ceritakan untuk menginspirasi kalian sahabat-sahabatku)
yangon, 23112016