Minggu, 09 April 2017

Sorry Sir David

#30dayswritingchallenge
The one that broke your heart the hardest

Broken heart? Heum...
gw pernah Training di Salah satu Hotel Berbintang di Kota Balikpapan, sebagai Mahasiswa Perhotelan tingkat akhir, kami diwajibkan magang selama 3 (tiga) bulan.
Dan aku memilih hotel ini sebagai tempat ku Training karena arsitektur Bangunanya yang khas Kalimantan dan Hotel ini sangat terkenal di KALTIM.  Di Hotel ini bukan gw aza yang magang disini masih banyak Mahasiswi lainnya yang berasal dari Daerah lain, kebetulan waktu itu beberapa berasal dari Bandung dan Samarinda.
sebagai Trainee kita wajib mematuhi peraturan  yang ditetapkan oleh Management Hotel termasuk bersedia ditempatkan di Departmene manapun yang mereka butuhkan.  Bisa saja ditempatkan di tiga Department besar ini : Front Office Department, House Keeping departement dan Food and Beverage department.

 Beruntunglah gw yang supel ini gak pernah ditempatkan di House Keeping Dept. Bisa dibayangkan wajah-wajah mahasiswa Bandung yang kelelahan dan melirik jutek ke gw, karena gak perlu bersusah payah prepare n cleaning room, bergaul dengan sheet and and bed, soap, Bathroom dan Toilet. Eheh. Bukannya gw gak mau. Suwer dah... tapi ketika gw ditempatkan  di FO Dept. Gw benar-benar berperan sebagai Receptionis yang ngerti Job description, Bagaimana menyambut Tamu, Gretings, and proses chek in dan chek out. 

Kebetulan salah satu tenaga Pemasaran Sales Executive nya Mbak Dea, yang lincah dan cekatan itu harus ambil cuti, tinggalah pak Yasir sendiri yang menangani pemasaran dan sedikit kewalahan akhirnya beliau memilih gw dari sekian Trainee untuk diperbantukan sebagai tenaga pemasaran. Bangga?? Boleh doong... ketika Trainee lain wajib memakai pakaian hitam putih, gw diberi kebebasan untuk memakai blazer dan apapun yang gw suka asalkan pantes n sopan sebagaimana layaknya sales executive. Sebulan di FO, sebulan di Sales Exec dan sebulan lagi akhirnya gw mesti ngerasain juga yang namanya F&B Departmen.

Di F&B Departmen, setiap minggu gw berpindah dari  Coffee Shop, Restouran dan Pub. Yaa, Dunia yang bersinggungan dengan makan dan minum, dimana gw harus berlakon sebagai pramusaji atau waitress, di Coffee Shop, sebagaimana layaknya tempat makan biasa Tamu datang untuk Breakfast, Lunch dan Dinner, CS ini juga dibuka untuk umum.  Heum banyak pengalaman lucu disini bersama sahabat sekost yang kebetulan juga trainee tapi dia training untuk diangkat jadi karyawan.
Mulai dari icip makanan sisa tamu yang masih utuh tapi tetep kalem dan gak ketahuan hahaha, bawa pulang sisa bread buat sarapan di kost atau pas kelaperan malam hari, egh gak dink kita gak pernah kelaparan malam hari, karena selalu ada tamu yang antri untuk traktir kami makan hanya untuk sekedar ngobroo santai dengan sahabatku yang kecantikannya emang ala2 artis sinetron. Dan gw bertindak sebagai manager . anak kost wajib kreatif bagaimana caranya tetap menyambung hidup di masa paceklik tanpa merepotkan orangtua dan tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Anak kost itu diwajibkan cerdas untuk memanage keuangannya yg pas-pasan. Anak kost itu dituntuk untuk bisa mengakali hidup ini dengan cara yang elegan.

Seminggu kemudian gw di tempatkan di PUB, yaa.. PUB tempat tamu bersantai, minum dan makan, sambil menikmati music, asyiknya lagi pub ini buka jam 8 malam sehingga kita prepare nya mulai sore hari, masuk pada shift dua, tapi yah gituu deh...pulangnya juga rada maleman gitu untung kost-kostan gw deket. Klo berasa ada yang ngikutin gw tinggal ngacir scepat kilat.
Pub ini emang banyak dikunjungin Bule Mancanegara, baik itu tamu hotel atau dari tamu luar, kmungkinan karena tempatnya yang elegan dan lokasinya yang strategis.  Sebagai seorang Trainee, wajib yak ramah ke tamu, pokoknya harus ninggalin kesan bahwa kita ini manusia paling ramah dimuka bumi ini dan elu blum pernah nemuin mahluk paling ramah selain gw. Begitu dah gambarannya.

Kita wajib punya insting , bahkan sebelum tamu meminta sesuatu kita sudah datang menyiapkannya. Misal nih, tamu baru tolah toleh kita gak perlu nungguin dia nyalain korek sebagai tanda dia butuh dilayani, kita dah sigap datang dengan cekatan dan menanyakan apa keperluannya, ketiak tamu, mengeluarkan sebungkus rokok , kita dengan sigap menawarkan asbak dan korek api, gak perlu diminta, itu udah kerjaan guys, intinya service Exelente,  (lu harus belajar membuang ego dan menganggap siapapun yang datang mereka adalah Raja dan Ratu yang harus dilayani dengan sebaik mungkin).

dan lu tau gak bahwa menyenangkan hati tamu yang merasa dianggap raja, dan kita ini adalah rakyat jelata..hahah... ternayata juga menghasilkan...iyaa... gw sering diberi Tip, ngerti gak tip? Ituuuh  lu bakal dikasih Uang baik berupa kembalian tagihan bill maupun uang yang diselipkan ketangan, ketika mereka hendak beranjak pergi. Sebagai anak kost gw bisa kaya raya nih, tapi tidak...disini hasil tip dikumpulin di sebuah toples dan pulang kerja tip itu akan dibagi rata kepada sesama karyawan yang bekerja pada shipt itu. Rekor tertinggi pernah gw pecahin yaitu Rp. 50.000,-
Disinilah awal mulanya gw ketemu orang ini...Cowok Bule yang menurut karyawan/ti dimari super duper ganteng, berperawakan sedang untuk ukuran bule tinggi sekitar 175 cm. Berambut hitam dan bercambang tipis, berkacamata tipis dengan tatapan mata tajam dengan warna cokelat terangnya. Setelan executive.

Gw akan berdiri disudut tertentu dengan mata liar tapi terkesan sopan untuk menangkap gerak gerik tamu, dan secepatnya memberikan pelayanan bagi yang membutuhkan 
“ada yang bisa saya bantu pak?’ Baik Bapak, Bapak mau pesan apa? Ok saya ulang lagi ya pak?, ada tambahan bapak?, baik bapak ditunggu ya,”   atau “Good evening sir can i help You?” 
gw akan sibuk sekali mendatangi tamu dengan gerakan- gerakan mencurigakan yang sepertinya butuh bantuan.
yak begitulah resiko pekerjaan waitress PUB dan saya pernah mengalaminya dan kalian jangan pernah nge judge pekerjaan mereka itu hina, tergantung niatnya, mereka bekerja karena memang butuh pekerjaan dan butuh penghasilan atau mereka ngelakuin itu semua karena punya niat sampingan. Jangan sama ratakan semua orang yak!.

Sampai suatu malam... seorang cowok bule yang boleh gw kata mapan dari penampilannya, muda dan executive, duduk menyendiri  menikmati musik, ah dah biasa mah hotel ini emang bertaburan bule2 mulai dari pilot, wisatawan, dan para expatriat. Dia melempar senyumannya setiapa kita beradu pandang, heum apalagi?  yah mestilah gw balas dengan senyuman terindah yang gw miliki, lampu yang sedikit temaram menyamarkan pandangan tapi gw bisa lihat wajah yang tampan bak aktor holywood, denga senyum yang bisa bikin klepek-klepek setiap wanita.  Huufh... santai, gw cuman trainee disini...
Eit busyeet dia mengangguk ke arah gw, itu alarm bahwa gw mesti datangin dia, baiklah, 
“ halo sir, Good evening, can i help you? You need something?” gw mesti sedikit menunduk kearahnya karena musik yang berdentam ini sungguh membuat pendengaran sedikit terganggu. 
“what is your name?’
Aih kenapa jadi nanyain mana gw? Hedeh 
“my name is Amandha”  jawab gw, “how old are you?" oh maygad ngapain nanya umur gw sih.
”i am 20 years old sir” masih tetap tersenyum.  
“ok, my name is David, i come from Australi, do you work here? “
ia mengenalkan diri tanpa ditanya “oh no sir, im just trainee"
ia mengulurkan tangannya dan gw mesti menyambutnya dan kita berdua berjabat tangan, tapi euum...dia tidak melepaskannya secepat itu, dan gw jadi sedikit salah tingkah sampai akhirnya ia melepaskannya. 
“eum sorry sir You need something?” gw coba mengalihkan tatapannya yang eheh terus terang saja...pancaran matanya yang syahdu itu bisa bikin cewek manapun  jatuh pingsan ... 
akhirnya ia memesan segelas minuman dan juga korek api.

Setelah gw berikan yang dia mau gw menyilahkan dan kembali undur diri untuk berdiri lagi disudut  semula bagaikan penjaga pantai dengan teropongnya yang siap memberikan pertolongan untuk para penikmat pantai dan laut. Tetapi cowok bule itu David terus saja memandangiku dan setiap beradu pandang ia akan selalu tersenyum, hedeeh gw jadi jengah ditatapin mulu kek gitu, akhirnya gw pindah kesudut lain dan menyibukkan diri melayani tamu yang lain, daripada jadi obyek pemandangan si David.  

Walupun gw masih bisa liat akhirnya ia pulang dan memanggil salah seorang karyawan Pub ini membisikkan sesuatu, dan seketika mereka berdua menatap gw, hedeeh gw salah apa coba? Si Bule laporan apa ya kira-kira? Si karyawan menjawab bisikan itu kemudian mengangguk-ngangguk. Menunggu hingga si David bener-bener pergi.
Karyawan ini si mas joko, dengan senyum2  yang mencurigakan dari jauh mandangin gw dan gw melengos pura-pura sibuk dengan kerjaan, prepare for closing area. Mas joko datengin gw 
“Amandha lu tadi kenalan sama David yak?” tanyanya 
“iya mas, emang ada apa mas, david nya kok yang ngajak kenalan bukan gw” jawabku agak2 khawatir, 
“iya gak papa david juga cerita kok, egh, Amanda dia naksir lo tuh...” ,
 “egh kok bisa mas?, emang gw salah apa?’ mas jokopun ngakak 
“lo ini, dia itu naksir..naksir, kok jadi salah apa?, dia tuh pelanggan Pub ini, dia sering datang kemari hanya buat sekedar santai menikmati musik, sekarang dia lagi patah hati, dulu dia punya cewek katanya mirip elo, imut kek elo, hitam manis kek elo, katanya elo tuh cakep” kata mas joko panjang lebar.
“astagah mas joko si David itu matanya masih baguskan? Jangan2 kacamata minusnya tuh lagi nambah, lagi jereng kali, kok bisa bilangin gw cakep?”  gw ngejawab sekenanya sambil ngumpulin gelas-gelas.
 “egh lo tuh ya musti tau standar cakep orang bule sama orang indonesia itu berbeda, kalo orang Indonesia itu demennya ma cewek putih tinggi dan cantik, tapi bagi orang bule standar cantik itu, hitam manis eksotis dengan wajah asia itu cantik, egh lo tau gak mantan si david itu mirip banget ma lo tuh mandha, dulu suka diajak kesini, sekarang dah putus”.
 “oh berarti dia cuman lagi kangen ma ceweknya tuh mas, bukan naksir gw kali...” jawab gw.
”yah gak gitu juga kali manda, dari omongannya tadi dia serius suka sama lu, gw kenal david udah lama, dia gak sembarangan suka sama cewek”kata mas joko sambil ngankatin gelas2 yang udah gw rapiin, dan menyusunnya di tempat gelas. 
“ah besok juga dia pasti dah lupa mas, cowok ganteng kek dia mana ada cewek gak suka”sahut gw , “egh, jadi lu suka juga dong berarti, hayo ngaku” tebak mas joko, 
“egh pan gw bukan cewek mas...weeek” gw cepat2 pergi  menjauh gak mau mas joko ngeliat perubahan muka gw.

Besok malemnya, David datang lagi, kesempatan ini, ia sempat ngajak gw ngobrol dan minta gw duduk ngorol bersamanya, tapi gw menolak sopan 
“sorry sir im just trainee at here, i can”t sit down with u, that’s not polite”  lalu ia menawarkan untuk bertemu diluar dengan halus gw juga menolak. begitu juga malam-malam selanjutnya, kdang sendiri, kadang bersama kawan cowoknya.  Kalo gak terpaksa banget gw ogah ngelayanin untung aza gw cuman bertugas seminggu di PUB ini, besok gw mesti pindah ke restaurant Grill.

Gw dah berasa gerah dipandangin mulu sama si David, trus kalo dia lagi pengen pesen sesuatu, gw pura2 datengin tamu yang lain, gw tau David kecewa, setiap ia pulang ia akan sejenak berdiri di depan pintu keluar memandang gw, menunggu gw menoleh ke dia, lalu ia akan melemparkan senyuman nya yang terkadang senyum nya berubah menjadi senyum ngarep, senyum kecewa atau seyum gantengnya. Maaf sir...tapi gw gak bisa... gw gak mau cuman jadi cewek sementara selagi dia tinggal di Indonesia. Byee David gw besok udah gak disini lagi.

“tega bener sih lo mandha, David itu ganteng, sopan, tajir lagi, kurang apa coba, kalo cewek lain tuh dah ngejar-ngejar David, David gak bakal sesusah itu PDKT nya, eh ini lu malah menghindar mulu, kasian David tau!,  bener kata David lu tuh cewek langka!” mas joko ngomel-ngomel gak jelas. “gw cuman bisa bilang "maafin gw, ini soal beda keyakinan, kita beda agama, gw gak pengen ribet diwali dengan sesuatu yang sangat mendasar dan lagi keyakinan kita berbeda, David...  lo yakin banget kalo gw cewek yang cantik, sementara gw gak yakin, gw minder deket cowok seganteng elo, maaf gw gak bisa berikan elo harapan palsu”.

Gw dah tugas di Restaurant, dan lagi-lagi gw dipercaya untuk menggunakan uniform khas restauran dengan warna mirabellanya yang sungguh menyolok panjangnya semata kaki tapi belahannya selutut.  Gw dah bertugas 3 hari di sini ketika, mbak  iren memanggiku, 
"mandhaa... ada tamu, sambut gih."  
gw bergegas menuju pintu masuk restaurant untuk menyambut rombongan tamu bule yang datang, so musti kasih greeting dan mempersilahkan  mereka masuk, tiba2... ups...ada sosok david ditengah para bule ini, gw gak salah lihat neh?,tapi...senyum itu...iya, itu senyum David, senyum yang paling indah yang pernah diberikan Tuhan ke Gw pada masa itu. 

David dengan langkah tegapnya dengan dada bidangnya dan perawakannya yang sempurna mendahului yang lain, lagi-lagi ia menatap dengan pandangan penuh arti kemudian melewati gw sambil berbisik “Hi...amandha, this is my family...”
Gw  membalas senyumnya dan hanya bisa bilang “welcome sir, Good afternoon...” oh my God ia membawa seluruh keluarganya untuk makan siang di restaurant tempat gw magang (belakangan gw tau mas joko yang ngasih info keberadaaan gw, karena David menanyakannya).
Gw coba bersikap profesional tanpa terganggu dengan tatapan mereka dan sesekali kulihat David berbisik kepada wanita disebelahnya, entah dia siapa mungkin big sisternya atau auntynya yang terlihat juga sangat cantik khas bule australia. 
Ketika aku membantu siapin makanan kemeja mereka, bisa kudengar David berbisik
“thanks Amandha”. 
Gw jawab dg sopan sambil tetep tersenyum “ur welcome sir”. 

Entah kenapa mereka semua menatap gw dengan pandangan penuh arti, gw cuman bisa membalas dengan anggukan sopan  Dan segera berlalu, sambil melihat dari kejauhan. Untunglah supervisor gak minta gw jagain mereka, mbak iren sudah bertugas disana.
Gw berlagak sibuk ngeberesin yang lain. Gw udah gak mau jadi obyek pemandangannya David dan kini bersama keluarga besarnya. Untung saja waktu magang gw hampir berakhir, kalo David usaha terus,  lama-lama gw juga bakal bener-bener suka sama tuh cowok.

Akhirnya mereka selesai dengan acara amakan dan harus minta bill, mbak iren datang dengan jalannya yang tergopoh-gopoh lalu berbisik 
“sana lu yang bawa billnya, david minta elu yang bawa billnya” 
mbak iren langsung menjelaskan begitu dia liat mata gw protes. 
Sebagai mahluk trainee gw gak boleh ngebantah, akhirnya dengan berat hati gw harus ngedatangin meja itu dan david memberikan kode agar gw ngasih billnya itu ke dia, sedikit kagok gw sodorin  nampan kecil itu yang berisi selembar bill 
“excuse me sir” ia mengangguk dan mengambil bill itu kemudian mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya, menyodorkannya dengan sopan dan tersenyum ke arah gw, lagi...lagii. 
gw segera bergegas mendekati mbak iren dan menyerahkan uang tersebut  ternyata uang nya kelebihan Rp. 120.000,- eegh...gw emang gak ngitung sih.
Gw bergegas balik menyerahkan uang itu ke David 
“sorry sir..” gw nyodorin kembali kelebihan uangnya, ia segara mengambil uang tersebut lalu ia berdiri karena harus pergi dan ...ia meraih tangan gw seakan ngajak saliman, ia menunduk dan berbisik “for You, bye mandha...see u again.”
lalu ia berlalu dan meninggalkan uang itu didalam kepalan tangan. gw diem sejenak sebelum akhirnya tersadar dan harus bilang thank u kepada semua tamu David yang beranjak pergi dan mereka semua benar-benar ramah tersenyum sambil mengangguk.
Aih keluarga yang menarik dan sopan-sopan, kalo gw serius suka sama David, apa gw akan berada diantara para bule-bule cantik dan ganteng-ganteng itu yak?. Dan gw jadi unik sendiri diantara mereka.  

“hey!! Gw denger kata mas Joko david suka banget ma lo ya?, gila lu David sampe ngeboyong keluarganya makan siang dimari buat knalan ma lu tuh!,"
mbak iren menepuk punggung gw,
”ah gak kok mbak iren itu mas joko gosip tuh...”  elak gw sambil bergegas ngeberesin meja yang tadi dipakai David, 
“egh tapi gw perhatiin tadi David nyuri pandang mulu ke elo, serius tuuh, die suka, kok bisa sih lu gak suka? Secara David itu keren and tajir.”
“kalo gitu mbak iren aza ma David!” tukas gw,
“egh busyeeet! Ni anak David nya naksir elu, kalo dia naksir gw udah gw jabanin, rugi tauu, uups, gw pan dah punya pacar” mbak iren ngikik sendiri.

 Gw gak se PD itu, Gw masih percaya pada opini  sendiri bahwa gw bukan cewek yang cantik, entah kenapa David suka. Waktu Magang berakhir dan David tidak akan pernah menemukan gw lagi disudut manapun di Hotel berbintang itu, gw balik lagi ke kota tempat gw kuliah. David i am sorry  Good byee... Kali ini gw yang buat cowok bule broken heart.