#30dayswritingchallenge
The one that broke your heart the hardest
Broken heart? Heum...
gw pernah Training di Salah satu Hotel Berbintang di Kota
Balikpapan, sebagai Mahasiswa Perhotelan tingkat akhir, kami diwajibkan magang
selama 3 (tiga) bulan.
Dan aku memilih hotel ini sebagai tempat ku Training karena
arsitektur Bangunanya yang khas Kalimantan dan Hotel ini sangat terkenal di
KALTIM. Di Hotel ini bukan gw aza yang
magang disini masih banyak Mahasiswi lainnya yang berasal dari Daerah lain,
kebetulan waktu itu beberapa berasal dari Bandung dan Samarinda.
sebagai Trainee kita wajib mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Management Hotel
termasuk bersedia ditempatkan di Departmene manapun yang mereka butuhkan. Bisa saja ditempatkan di tiga Department
besar ini : Front Office Department, House Keeping departement dan Food and
Beverage department.
Beruntunglah gw yang
supel ini gak pernah ditempatkan di House Keeping Dept. Bisa dibayangkan
wajah-wajah mahasiswa Bandung yang kelelahan dan melirik jutek ke gw, karena
gak perlu bersusah payah prepare n cleaning room, bergaul dengan sheet and and
bed, soap, Bathroom dan Toilet. Eheh. Bukannya gw gak mau. Suwer dah... tapi
ketika gw ditempatkan di FO Dept. Gw
benar-benar berperan sebagai Receptionis yang ngerti Job description, Bagaimana
menyambut Tamu, Gretings, and proses chek in dan chek out.
Kebetulan salah satu tenaga Pemasaran Sales Executive nya
Mbak Dea, yang lincah dan cekatan itu harus ambil cuti, tinggalah pak Yasir
sendiri yang menangani pemasaran dan sedikit kewalahan akhirnya beliau memilih
gw dari sekian Trainee untuk diperbantukan sebagai tenaga pemasaran. Bangga??
Boleh doong... ketika Trainee lain wajib memakai pakaian hitam putih, gw diberi
kebebasan untuk memakai blazer dan apapun yang gw suka asalkan pantes n sopan
sebagaimana layaknya sales executive. Sebulan di FO, sebulan di Sales Exec dan
sebulan lagi akhirnya gw mesti ngerasain juga yang namanya F&B Departmen.
Di F&B Departmen, setiap minggu gw berpindah dari Coffee Shop, Restouran dan Pub. Yaa, Dunia
yang bersinggungan dengan makan dan minum, dimana gw harus berlakon sebagai
pramusaji atau waitress, di Coffee Shop, sebagaimana layaknya tempat makan
biasa Tamu datang untuk Breakfast, Lunch dan Dinner, CS ini juga dibuka untuk
umum. Heum banyak pengalaman lucu disini
bersama sahabat sekost yang kebetulan juga trainee tapi dia training untuk
diangkat jadi karyawan.
Mulai dari icip makanan sisa tamu yang masih utuh tapi tetep
kalem dan gak ketahuan hahaha, bawa pulang sisa bread buat sarapan di kost atau
pas kelaperan malam hari, egh gak dink kita gak pernah kelaparan malam hari,
karena selalu ada tamu yang antri untuk traktir kami makan hanya untuk sekedar
ngobroo santai dengan sahabatku yang kecantikannya emang ala2 artis sinetron. Dan
gw bertindak sebagai manager . anak kost wajib kreatif bagaimana caranya tetap
menyambung hidup di masa paceklik tanpa merepotkan orangtua dan tidak
terjerumus ke pergaulan bebas. Anak kost itu diwajibkan cerdas untuk memanage
keuangannya yg pas-pasan. Anak kost itu dituntuk untuk bisa mengakali hidup ini
dengan cara yang elegan.
Seminggu kemudian gw di tempatkan di PUB, yaa.. PUB tempat
tamu bersantai, minum dan makan, sambil menikmati music, asyiknya lagi pub ini
buka jam 8 malam sehingga kita prepare nya mulai sore hari, masuk pada shift
dua, tapi yah gituu deh...pulangnya juga rada maleman gitu untung kost-kostan
gw deket. Klo berasa ada yang ngikutin gw tinggal ngacir scepat kilat.
Pub ini emang banyak dikunjungin Bule Mancanegara, baik itu
tamu hotel atau dari tamu luar, kmungkinan karena tempatnya yang elegan dan
lokasinya yang strategis. Sebagai
seorang Trainee, wajib yak ramah ke tamu, pokoknya harus ninggalin kesan bahwa
kita ini manusia paling ramah dimuka bumi ini dan elu blum pernah nemuin mahluk
paling ramah selain gw. Begitu dah gambarannya.
Kita wajib punya insting , bahkan sebelum tamu meminta
sesuatu kita sudah datang menyiapkannya. Misal nih, tamu baru tolah toleh kita
gak perlu nungguin dia nyalain korek sebagai tanda dia butuh dilayani, kita dah
sigap datang dengan cekatan dan menanyakan apa keperluannya, ketiak tamu,
mengeluarkan sebungkus rokok , kita dengan sigap menawarkan asbak dan korek
api, gak perlu diminta, itu udah kerjaan guys, intinya service Exelente, (lu harus belajar membuang ego dan menganggap
siapapun yang datang mereka adalah Raja dan Ratu yang harus dilayani dengan
sebaik mungkin).
dan lu tau gak bahwa menyenangkan hati tamu yang merasa
dianggap raja, dan kita ini adalah rakyat jelata..hahah... ternayata juga menghasilkan...iyaa...
gw sering diberi Tip, ngerti gak tip? Ituuuh
lu bakal dikasih Uang baik berupa kembalian tagihan bill maupun uang
yang diselipkan ketangan, ketika mereka hendak beranjak pergi. Sebagai anak
kost gw bisa kaya raya nih, tapi tidak...disini hasil tip dikumpulin di sebuah
toples dan pulang kerja tip itu akan dibagi rata kepada sesama karyawan yang
bekerja pada shipt itu. Rekor tertinggi pernah gw pecahin yaitu Rp. 50.000,-
Disinilah awal mulanya gw ketemu orang ini...Cowok Bule yang
menurut karyawan/ti dimari super duper ganteng, berperawakan sedang untuk
ukuran bule tinggi sekitar 175 cm. Berambut hitam dan bercambang tipis,
berkacamata tipis dengan tatapan mata tajam dengan warna cokelat terangnya. Setelan
executive.
Gw akan berdiri disudut tertentu dengan mata liar tapi
terkesan sopan untuk menangkap gerak gerik tamu, dan secepatnya memberikan
pelayanan bagi yang membutuhkan
“ada yang bisa saya bantu pak?’ Baik Bapak,
Bapak mau pesan apa? Ok saya ulang lagi ya pak?, ada tambahan bapak?, baik
bapak ditunggu ya,” atau “Good evening
sir can i help You?”
gw akan sibuk
sekali mendatangi tamu dengan gerakan- gerakan mencurigakan yang sepertinya
butuh bantuan.
yak begitulah resiko pekerjaan waitress PUB dan saya pernah
mengalaminya dan kalian jangan pernah nge judge pekerjaan mereka itu hina,
tergantung niatnya, mereka bekerja karena memang butuh pekerjaan dan butuh
penghasilan atau mereka ngelakuin itu semua karena punya niat sampingan. Jangan
sama ratakan semua orang yak!.
Sampai suatu malam... seorang cowok bule yang boleh gw kata
mapan dari penampilannya, muda dan executive, duduk menyendiri menikmati musik, ah dah biasa mah hotel ini
emang bertaburan bule2 mulai dari pilot, wisatawan, dan para expatriat. Dia
melempar senyumannya setiapa kita beradu pandang, heum apalagi? yah mestilah gw balas dengan senyuman terindah
yang gw miliki, lampu yang sedikit temaram menyamarkan pandangan tapi gw bisa
lihat wajah yang tampan bak aktor holywood, denga senyum yang bisa bikin
klepek-klepek setiap wanita. Huufh...
santai, gw cuman trainee disini...
Eit busyeet dia mengangguk ke arah gw, itu alarm bahwa gw
mesti datangin dia, baiklah,
“ halo sir, Good evening, can i help you? You need
something?” gw mesti sedikit menunduk kearahnya karena musik yang berdentam ini
sungguh membuat pendengaran sedikit terganggu.
“what is your name?’
Aih kenapa jadi nanyain mana gw? Hedeh
“my name is
Amandha” jawab gw, “how old are you?" oh maygad ngapain nanya umur gw sih.
”i am 20 years old sir” masih tetap
tersenyum.
“ok, my name is David, i come
from Australi, do you work here? “
ia mengenalkan diri tanpa ditanya “oh no
sir, im just trainee"
ia mengulurkan tangannya dan gw mesti menyambutnya dan
kita berdua berjabat tangan, tapi euum...dia tidak melepaskannya secepat itu,
dan gw jadi sedikit salah tingkah sampai akhirnya ia melepaskannya.
“eum sorry
sir You need something?” gw coba
mengalihkan tatapannya yang eheh terus terang saja...pancaran matanya yang
syahdu itu bisa bikin cewek manapun jatuh pingsan ...
akhirnya ia memesan segelas minuman dan juga
korek api.
Setelah gw berikan yang dia mau gw menyilahkan dan kembali
undur diri untuk berdiri lagi disudut
semula bagaikan penjaga pantai dengan teropongnya yang siap memberikan
pertolongan untuk para penikmat pantai dan laut. Tetapi cowok bule itu David
terus saja memandangiku dan setiap beradu pandang ia akan selalu tersenyum,
hedeeh gw jadi jengah ditatapin mulu kek gitu, akhirnya gw pindah kesudut lain
dan menyibukkan diri melayani tamu yang lain, daripada jadi obyek pemandangan
si David.
Walupun gw masih bisa liat
akhirnya ia pulang dan memanggil salah seorang karyawan Pub ini membisikkan
sesuatu, dan seketika mereka berdua menatap gw, hedeeh gw salah apa coba? Si Bule
laporan apa ya kira-kira? Si karyawan menjawab bisikan itu kemudian
mengangguk-ngangguk. Menunggu hingga si David bener-bener pergi.
Karyawan ini si mas joko, dengan senyum2 yang mencurigakan dari jauh mandangin gw dan
gw melengos pura-pura sibuk dengan kerjaan, prepare for closing area. Mas
joko datengin gw
“Amandha lu tadi kenalan sama David yak?” tanyanya
“iya mas,
emang ada apa mas, david nya kok yang ngajak kenalan bukan gw” jawabku agak2
khawatir,
“iya gak papa david juga cerita kok, egh, Amanda dia naksir lo
tuh...” ,
“egh kok bisa mas?, emang gw salah apa?’ mas jokopun ngakak
“lo
ini, dia itu naksir..naksir, kok jadi salah apa?, dia tuh pelanggan Pub ini,
dia sering datang kemari hanya buat sekedar santai menikmati musik, sekarang
dia lagi patah hati, dulu dia punya cewek katanya mirip elo, imut kek elo, hitam
manis kek elo, katanya elo tuh cakep” kata mas joko panjang lebar.
“astagah mas joko si David itu matanya masih baguskan?
Jangan2 kacamata minusnya tuh lagi nambah, lagi jereng kali, kok bisa bilangin
gw cakep?” gw ngejawab sekenanya sambil
ngumpulin gelas-gelas.
“egh lo tuh ya musti tau standar cakep orang bule sama
orang indonesia itu berbeda, kalo orang Indonesia itu demennya ma cewek putih
tinggi dan cantik, tapi bagi orang bule standar cantik itu, hitam manis eksotis
dengan wajah asia itu cantik, egh lo tau gak mantan si david itu mirip banget
ma lo tuh mandha, dulu suka diajak kesini, sekarang dah putus”.
“oh berarti dia cuman
lagi kangen ma ceweknya tuh mas, bukan naksir gw kali...” jawab gw.
”yah gak
gitu juga kali manda, dari omongannya tadi dia serius suka sama lu, gw kenal
david udah lama, dia gak sembarangan suka sama cewek”kata mas joko sambil
ngankatin gelas2 yang udah gw rapiin, dan menyusunnya di tempat gelas.
“ah
besok juga dia pasti dah lupa mas, cowok ganteng kek dia mana ada cewek gak
suka”sahut gw , “egh, jadi lu suka juga dong berarti, hayo ngaku” tebak mas
joko,
“egh pan gw bukan cewek mas...weeek” gw cepat2 pergi menjauh gak mau mas joko ngeliat perubahan
muka gw.
Besok malemnya, David datang lagi, kesempatan ini, ia sempat
ngajak gw ngobrol dan minta gw duduk ngorol bersamanya, tapi gw menolak
sopan
“sorry sir im just trainee at here, i can”t sit down with u, that’s not
polite” lalu ia menawarkan untuk bertemu
diluar dengan halus gw juga menolak. begitu juga malam-malam selanjutnya, kdang
sendiri, kadang bersama kawan cowoknya. Kalo
gak terpaksa banget gw ogah ngelayanin untung aza gw cuman bertugas seminggu
di PUB ini, besok gw mesti pindah ke restaurant Grill.
Gw dah berasa gerah
dipandangin mulu sama si David, trus kalo dia lagi pengen pesen sesuatu, gw
pura2 datengin tamu yang lain, gw tau David kecewa, setiap ia pulang ia akan
sejenak berdiri di depan pintu keluar memandang gw, menunggu gw menoleh ke dia,
lalu ia akan melemparkan senyuman nya yang terkadang senyum nya berubah menjadi
senyum ngarep, senyum kecewa atau seyum gantengnya. Maaf sir...tapi gw gak
bisa... gw gak mau cuman jadi cewek sementara selagi dia tinggal di Indonesia.
Byee David gw besok udah gak disini lagi.
“tega bener sih lo
mandha, David itu ganteng, sopan, tajir lagi, kurang apa coba, kalo cewek lain
tuh dah ngejar-ngejar David, David gak bakal sesusah itu PDKT nya, eh ini lu
malah menghindar mulu, kasian David tau!,
bener kata David lu tuh cewek langka!” mas joko ngomel-ngomel gak jelas.
“gw cuman bisa bilang "maafin gw, ini soal beda keyakinan, kita beda agama,
gw gak pengen ribet diwali dengan sesuatu yang sangat mendasar dan lagi
keyakinan kita berbeda, David... lo yakin
banget kalo gw cewek yang cantik, sementara gw gak yakin, gw minder deket cowok
seganteng elo, maaf gw gak bisa berikan elo harapan palsu”.
Gw dah tugas di Restaurant, dan lagi-lagi gw dipercaya untuk
menggunakan uniform khas restauran dengan warna mirabellanya yang sungguh
menyolok panjangnya semata kaki tapi belahannya selutut. Gw dah bertugas 3 hari di sini ketika,
mbak iren memanggiku,
"mandhaa... ada
tamu, sambut gih."
gw bergegas menuju pintu masuk
restaurant untuk menyambut rombongan tamu bule yang datang, so musti kasih
greeting dan mempersilahkan mereka
masuk, tiba2... ups...ada sosok david ditengah para bule ini, gw gak salah lihat
neh?,tapi...senyum itu...iya, itu senyum David, senyum yang paling indah yang
pernah diberikan Tuhan ke Gw pada masa itu.
David dengan langkah tegapnya
dengan dada bidangnya dan perawakannya yang sempurna mendahului yang lain,
lagi-lagi ia menatap dengan pandangan penuh arti kemudian melewati gw sambil
berbisik “Hi...amandha, this is my family...”
Gw membalas senyumnya
dan hanya bisa bilang “welcome sir, Good afternoon...” oh my God ia membawa
seluruh keluarganya untuk makan siang di restaurant tempat gw magang
(belakangan gw tau mas joko yang ngasih info keberadaaan gw, karena David
menanyakannya).
Gw coba bersikap profesional tanpa terganggu dengan tatapan
mereka dan sesekali kulihat David berbisik kepada wanita disebelahnya, entah
dia siapa mungkin big sisternya atau auntynya yang terlihat juga sangat cantik
khas bule australia.
Ketika aku membantu siapin makanan kemeja mereka, bisa
kudengar David berbisik
“thanks Amandha”.
Gw jawab dg sopan sambil tetep
tersenyum “ur welcome sir”.
Entah kenapa mereka semua menatap gw dengan
pandangan penuh arti, gw cuman bisa membalas dengan anggukan sopan Dan segera berlalu, sambil melihat dari
kejauhan. Untunglah supervisor gak minta gw jagain mereka, mbak iren sudah
bertugas disana.
Gw berlagak sibuk ngeberesin yang lain. Gw udah gak mau jadi
obyek pemandangannya David dan kini bersama keluarga besarnya. Untung saja
waktu magang gw hampir berakhir, kalo David usaha terus, lama-lama gw juga bakal bener-bener suka sama
tuh cowok.
Akhirnya mereka selesai dengan acara amakan dan harus minta
bill, mbak iren datang dengan jalannya yang tergopoh-gopoh lalu berbisik
“sana lu yang bawa billnya, david
minta elu yang bawa billnya”
mbak iren langsung menjelaskan begitu dia liat
mata gw protes.
Sebagai mahluk trainee gw gak boleh ngebantah, akhirnya dengan
berat hati gw harus ngedatangin meja itu dan david memberikan kode agar gw ngasih billnya itu ke dia, sedikit kagok gw sodorin nampan kecil itu yang berisi selembar bill
“excuse me
sir” ia mengangguk dan mengambil bill itu kemudian mengeluarkan sejumlah uang
dari dompetnya, menyodorkannya dengan sopan dan tersenyum ke arah gw,
lagi...lagii.
gw segera bergegas mendekati mbak iren dan menyerahkan uang
tersebut ternyata uang nya kelebihan Rp.
120.000,- eegh...gw emang gak ngitung sih.
Gw bergegas balik menyerahkan uang itu ke David
“sorry
sir..” gw nyodorin kembali kelebihan uangnya, ia segara mengambil uang tersebut
lalu ia berdiri karena harus pergi dan ...ia meraih tangan gw seakan ngajak saliman,
ia menunduk dan berbisik “for You, bye mandha...see u again.”
lalu ia berlalu dan meninggalkan uang itu
didalam kepalan tangan. gw diem sejenak sebelum akhirnya tersadar dan harus
bilang thank u kepada semua tamu David yang beranjak pergi dan mereka semua
benar-benar ramah tersenyum sambil mengangguk.
Aih keluarga yang menarik dan sopan-sopan, kalo gw serius
suka sama David, apa gw akan berada diantara para bule-bule cantik dan
ganteng-ganteng itu yak?. Dan gw jadi unik sendiri diantara mereka.
“hey!! Gw denger kata mas Joko david suka
banget ma lo ya?, gila lu David sampe ngeboyong keluarganya makan siang dimari
buat knalan ma lu tuh!,"
mbak iren menepuk punggung gw,
”ah gak kok mbak iren
itu mas joko gosip tuh...” elak gw
sambil bergegas ngeberesin meja yang tadi dipakai David,
“egh tapi gw perhatiin
tadi David nyuri pandang mulu ke elo, serius tuuh, die suka, kok bisa sih lu
gak suka? Secara David itu keren and tajir.”
“kalo gitu mbak iren aza ma
David!” tukas gw,
“egh busyeeet! Ni anak David nya naksir elu, kalo dia naksir
gw udah gw jabanin, rugi tauu, uups, gw pan dah punya pacar” mbak iren ngikik
sendiri.
Gw gak se PD itu, Gw
masih percaya pada opini sendiri bahwa gw
bukan cewek yang cantik, entah kenapa David suka. Waktu Magang berakhir dan
David tidak akan pernah menemukan gw lagi disudut manapun di Hotel berbintang
itu, gw balik lagi ke kota tempat gw kuliah. David i am sorry Good byee... Kali ini gw yang buat cowok bule
broken heart.